Kamis, 12 Februari 2015

Laporan Antifertilitas

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Dengan penambahan penduduk dunia kira-kira 90 juta pertahun, diperkirakan bahwa pada tahun 2010 populasi dunia akan mencapai angka 7.115 juta manusia dan Indonesia akan mengambil bagian sebanyak 2.388 juta (population reports, May 1992). Teori Malthus (1766-1834 Essay On population) mengatakan bahwa “ Reproduksi manusia cenderung merupakan deret unsure, sedangkan pasokan bahan pangan hanya tumbuh sesuai deret  hitung . Keluarga berencana merupakan suatu cara efektif untuk antara lain mencegah motilitas ibu dan anak dengan menghindari kelahiran yang tidak dinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan mengatur jarak kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. Program Keluarga berencana Nasional (KB) di Indonesia, yang telah dirintis sejak tahun 1968 (LKKBN). Bertujuan untuk meningkatan kesejahteraan  ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk.
Penyelenggaraannya ditempuh oleh Pemerintah (BKKBN) maupun unsure-unsur non pemerintah, seperti organisasi profesi dan istitusi penunjang program KB.Metode antikonsepsi yang ideal untuk digunakan secara missal sampai saat ini belum ada hendaknya harus memenuhi syarat sebagai berikut. Pertama-tama harus efektif, dapat dipercaya, tanpa resiko gagal dan tanpa efek samping buruk, tidak mempengaruhi senggama mudah menggunakan dan mendapatkannya, serta harga relative murah . (Tjay dan Raharja, 2007).
B. Maksud dan Tujuan Percobaan
1. Maksud Percobaan
Untuk mengetahui efek dan toksikologi dari obat-obat antifertilitas yang digunakan secara oral berdasarkan jumlah fetus dan peningkatan berat badan hewan coba mencit (Mus musculus).
            2.Tujuan Percobaan
Untuk melihat, mengamati serta menetukan jumlah fetus dan peningkatan berat badan hewan uji mencit (Mus musculus) setelah pemberian sediaan obat mikroginon, dan Na. CMC  1% sebagai control.
C. Prinsip Percobaan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, penetuan senyawa obat mikroginon, sebagai obat infertilitas serta Na. CMC 1%  sebagai control negative berdasarkan jumlah fetus dan peningkatan berat  badan pada hewan uji mencit (Mus musculus) setelah digabung selama 7 hari dengan mencit dan dilakukan pembedahan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Fertilisasi adalah pembentukan gamet yaitu perpaduan spermatozoa dari system reproduksi pria dengan ovum (sel telur) dari sistem reproduksi wanita (Tjay, Tan Hoan., & Kirana Raharja. 2008).
Pembentukan gamet diatur oleh hormone follicle stimulating hormone (FSH) dari kelenjar hipofisis arterior, dimana hormone ini menstimulasi pembentukan sperma dan testosterone disekresi oleh testis bila dirangsang oleh leternizing hormone (LH) dari kelenjar yang sama menstimulasi terjadinya pematangan sperma. Dibawah pengaruh dan hipofisis, ovarium mulai membentuk hormone estrogen dan progesterone yang berperan dalam organ reproduksi primer atau sekunder wanita dan efek dan efek kontrasepsi, progesterone bertugas mencegah pembuahan berikutnya selama masa hamil (Mutschler, E,. 1991).
Kontrasepsi adalah tindakan untuk mencegah konsepsi atau mencegah kehamilan. Dikenal sebagai cara yang dapat mencegah konsepsi, antara lain penggunaan kondom pada pria atau alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR,IUD= Intra Uterine Devises), tindakan operasi sterilisasi (Tubektomi wanita dan vasektomi untuk pria), atau penggunaan kontrasepsi hormonal (Guyton AC, Hall EJ., 1996).
Tujuan kontrasepsi antara lain yaitu untuk menunda kehamilan, menjarangkan kelahiran, dan mengakhiri kesuburan (Tidak ingin hamil lagi. Secara garis besarnya dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yakni:
a.          Kontrasepsi Permanen
Kontrasepsi permanen disebut juga dengan kontrasepsi yang menetap atau tidak dapat irreversible  (tidak dapat kembali kebentuk semula). Pada wanita dikenal dengan tubektomi, yakni pemotongan saluran tuba fallopi (oviduk), kadang-kadang juga dapat dilakukan dengan mengikat oviduk sehingga ovum tidak dapat lewat dan menghalangi pertemuannya dengan sperma yang ada pada akhirnya tidak terjadinya proses fertilisasi. Pada pria, kontrasepsi dapat dilakukan dengan pemotongan saluran sperma pada vas deferens, sehingga apabila terjadi pengeluaran sperma akan tidak dapat keluar sperma, karena terhambat pada vas deferens. (Malole, 1989),
            b.     Kontrasepsi bersifat tidak permanen
Kontrasepsi non permanen yang disebut dengan kontrsepsi tidak tetap (irreversible). Ada beberapa metode yang termasuk dalam cara ini antara lain:
1.     Kontrasepsi hormonal yang bertujuan menghalangi terjadinya ovulasi
a.          Suntikan
Dilakukan dengan menyuntik wanita subur dengan hormone 3 bulan sekali, yang dapat mencegah terjadinya ovulasi.
b.    Susuk atau Implant
Diletakkan dibawah kulit lengan, yang pada waktunya akan mencegah terjadinya ovulasi
c.          Pil KB
Pil ini mengandung hormone estrogen dan progesterone yang diminum menurut kalender yang telah ditetapkan kapan harus meminumnya.

Estrogen berfungsi sebagai:
1.     Pertumbuhan dan perkembangan organ wanita
2.     Perkembangan tanda-tanda seksual sekunder pubertas
3.     Mempengaruhi siklus haid
4.   Membuat kelenjar vagina dan serviks menjadi lebih cair dan serviks menjadi lebih cair dan berjumlah banyak.
Derivatnya         : Estradiol, Estrone, Estrol, Mestranol
Sintetiknya        : Ethynil Estradiol, Dietilstil bestrol
Progestin berfungsi sebagai:
1.     Untuk mempersiapkan saluran genital wanita terhadap penerimaan dan pematangan ovum yang telah dibuahi
2.     Mempertahankan kehamilan
            Derivat sintetiknya :Hidroksiprogeston, medroksi progesterone, noretindionNatural: Norgestrel (Mansjoer, A., 2001)
Ada beberapa bentuk pil antihamil yang masing berbeda baik isi, dosis maupun penggunaanya:
1.     PiL kombinasi
Terdiri dari estrogen dan progesterone, ada beberapa bentuk antara lain:
a.     Pil moonofasis (mycroginon,gynera,Yasmin) Berisi dua hormone dalam dosis tetap
b.     Pil bifasis (binordiol) Teridiri dari dua jenis tablet dengan susunan hormonal yang berlainan.
c.     Pil trifasis (trinordiol dan triquilar) Terdiri dari tiga jenis otablet dengan perbandingan antara komponennya berbeda tergantung dari fase siklus.
2.     Pil mini
Hanya berisi progestagennya linestrenol 500 mg atau sogestreln 7 mg.
3.     Pil acne (diare)
Pil kombinasi yang mengandung progestagin siproteron dengan efek anti androgen
4.     Pil melatonin
Mengandung hormone alamiah dari epiphysis, yang berdaya anti gonadotiap dan merintangi ovulasi. (Tjay dan Raharja, 2008).
2.     Kontrasepsi tanpa alat
a.     Memperpanjang masa menyusui.
b.     Pantang berkala atau system kalender, dikeluarkan dengan menahan atau tidak mengeluarkan hubungan coitus pada masa subur.
c.     Senggama terputus. Pada waktu sperma akan keluar tidak dibiarkan masuk ke uterus dibuang keluar uterus (luar tubuh)
3.    Kontrasepsi secara mekanik
Kondom atau karet KB, dipasang pada penis pria sebelum melakukan hubungan badan. Kondom menahan sperma dibagian ujungnya yang mengandung spermasid.
4.    Dengan bahan spermasid
Jelly, tablet busa dan spons, bahan ini mengandung antispermasida yang dimasukkan ke vagina.
5.    Kontrasepsi IUD (Intra Uterin Device)
Dikenal sebagai spiral yang dipasang dalam uterus wanita. (Ganiswarna, 1995.).
Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil dalam satu tahun setelah secara teratur menjalani hubungan intim yanpa kontrasepsi. Adapun factor-faktor yang menyebabkan infertilitas.
a.     Pada wanita
1.     Gangguan organ reproduksi
2.     Gangguan ovulasi
3.     Kegagalan implantasi
4.     Endometriosis
5.     Abrasi genetic
6.     Faktor imunologis
7.     Lingkungan
b.     Pada pria
1.     Abnormalitas sperma
2.     Abnormalitas ejakulasi
3.     Abnormalitas ereksi
4.     Abnormalitas cairan semen
5.     Infeksi pada saluran genital
6.     Lingkungan
7.     Abrasi genetic
(Mutschler, E,. 1991).
C.        Uraian Bahan
1.    Etinil ekstradiol (Dirjen POM. 1979 : 67)
Nama Resmi           : AETHINYLOESESTRADIOLUM
Rumus Kimia          : C20H24O2
Berat Molekul         : 296,41
Pemerian                 : Serbuk hablur, putih sampai putih gading, tidak  berbau.
Kelarutan                : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol (95%) P, dalam kloroform P, dalam Eter P, dalam minyak nabati dan dalam alkali hidroksida.
Penyimpanan          : Dalam wadah bukan logam, tertutup rapat
Kegunaan               : Estrogenum.
2. Levonorgestrel (Dirjen POM. 1979 : 494)
Nama Resmi           : LEVONORGESTRELUM
Nama Lain              : Levonorgestrel
Rumus Kimia          : C21H20O2
Berat Molekul         : 312,45
Pemerian                 : Serbuk putih atau praktis putih, tidak berbau.
Kelarutan                : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam kloroform, sukar larut dalam etanol.
Penyimpanan          : Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya.
3. Na. CMC  (Dirjen POM. 1979 : 401)
Nama resmi             : NATII CARBOXYMETHYLCELLULOSUM
Nama lain               : Natrium karboksimetilselulosa
Pemerian                 : Serbuk atau butiran putih kuning gading tidak berbau atau hampir tidak berbau higroskopik
Kelarutan                : Mudah mendispersi dalam air, membentuk suspensi koloidal, tidak larut dalam etanol (95 %) P, dalam eter P dan dalam pelarut organik.
Penyimpanan          : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan               : Zat tambahan.
D. Uraian Obat
1.    Andalan (Harsen, 2007)
Komposisi           : Pil KB Andalan berbentuk kemasan untuk dikonsumsi selama 28 hari. Terdiri dari 21 tablet pil berwarna kuning yang setiap tabletnya mengandung 0.15 mg Levonorgestrel (hormon Progestin) dan 0.03 mg Etinilestradiol (hormon Estrogen) dan 7 tablet salut gula berwarna putih yang tidak mengandung hormon.
Indikasi               : Biasanya, bila Andalan diminum sesuai petunjuk,  sel-sel telur dicegah pematangannya sehingga tidak sampai pada keadaan di mana mereka dapat dibuahi. Tambahan lagi, lendir leher rahim tetap kental sehingga seperma pria sukar untuk naik. Lebih dari itu, lapisan endometrium tidak dipersiapkan untuk nidasi dari sel telur yang sudah dibuahi. Karena itu Andalan memberikan perlindungan berganda terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan.
Kontra indikasi    : Kehamilan, gangguan fungsi hati yang hebat, penyakit kuning atau rasa gatal-gatal yang terus menerus selama kehamilan sebelumnya, sindroma Dubin – Johnson, sindroma Rotor, pernah atau sedang mengalami proses troboembolik di arteri-arteri atau vena-vena dan keadaan dimana ada kecendrungan ke arah penyakit-penyakit tersebut (misalnya gangguan sistem pembekuan darah dengan kecendrungan menuju trobosis penyakit-penyakit jantng tertentu), anemia sickle cell, adanya kanker payudara atau endometrium yang masih diderita atau sedang diobati, diabetes berat disertai perubahan vaskular, gangguan metabolisme lemak, riwayat adanya herpes pada waktu hamil, otosklerosis yang memburuk selama kehamilan.
Kemasan              : 1 box = 2 blister @ 28 tablet salut gula
Dipasarkan oleh   : DKT Indonesia
2.    Mycroginon (Bayer Schering Pharma, 2008)
Komposisi           : 21 tablet masing-masing mengandung 0,15 mg  levonorgestrel dan 0,03 mg etinilestradiol serta 7 tablet placebo
Cara kerja obat    : Efek kontrasepsi KOK (kontrasepsi oral kombinasi) didasarkan atas interaksi beberapa faktor yang terpenting diantaranya terlihat sebagai inhibisi ovulasi dan perubahan-perubahan sekresi leher rahim. Di samping sebagai perlindungan terhadap kehamilan, KOK mempunyai beberapa sifat positif, di samping efek-efek negatif (lihat peringatan, efek samping), yang berguna dalam menentukan metoda control kelahiran. Siklus menjadi lebih teratur dan menstruasi tidak terlalu nyeri dan perdarahan menjadi sedikit. Hal terakhir ini menyebabkan penurunan terjadinyan kekurangan zat besi. Di samping itu, terdapat bukti penurunan resiko kanker rahim dan kanker indung telur. Terlebih lagi, KOK dengan dosis yang lebih tinggi (0,05 mg etinilestradiol), menunjukka penurunan terjadinya kista ovarium, penyakit radang panggul, tumor jinak pada payudara, dan kehamilan ektopik
.Indikasi              : Kontrasepsi oral
Efek samping      : Pada wanita yang sensitif, penggunaan mycroginon kadang-kadang dapat menimbulkan kloasma yang semakin parah apabila terkena sinar matahari. Wanita ini harus menghindari paparan sinar matahari yang terlalu lama.
Kontra indikasi : Kontrasepsi oral kombinasi (KOK) tidak boleh digunakan jika terdapat salah satu dari keadaan yang tercantum di bawah ini. Jika salah satu dari keadaan tersebut terjadi untuk pertama kali sewaktu pemakaian KOK, pemakaiannya harus dihentikan.
Peringatan           : Jika terdapat salah satu dari faktor resiko/keadaan yang tersebut di bawah ini, manfaat pemakaian KOK haruslah di ukur terhadap kemungkinan resiko bagi setiap individu wanita dan dibicarakan dengan wanita tersebut sebelum dia memutuskan untuk mulai menggunakannya. Dalam hal bertambahya, memburuknya atau kemunculan pertama salah satu dari kondisi atau faktor resiko, wanita pemakai harus menghubungi dokternya. Dokter selanjutnya harus memutuskan apakah pemakaiannya harus dihentikan.


E.   Uraian Hewan Coba
1.  Klasifikasi Mencit (Mus musculus)        
Kingdom                 : Animalia
Phylum                   : Chordata
Class                      : Mamalia
Ordo                       : Rodentia
Family                    : Muridae
Genus                    : Mus
Spesies                  : Mus musculus
            2.  Morfologi mencit
Mencit (Mus musculus) adalah hewan pengerat (Rodentia) yang cepat berbiak, mudah dipelihara dalam jumlah yang banyak, variasi genetiknya cukunyap besar serta sifat anatomis dan fisiologinya terkarakteristik dengan baik. Mencit bila diperlakukan dengan halus akan mudah dikendalikan sebaliknya bila diperlakukan kasar mereka akan agresif, dan menggigit. Bila pejantan baru dicampur kedalam kelompok yang sudah stabil susunan hiersarchinya mereka akan berkelahi untuk menentukan pimpinan kelompok tersebut mencit betina yang sedang menyusui anak-anak mempertahankan serangnya bila anak dipegang dengan tangan kotor induknya akan menggigit atau memakan anak.(Malole, 1989).
            3.  Karakteristik
Berat badan                        : Jantan 20-40 gram, Betina 25-40 gram
Berat lahir                           : 0,5-1,5 gram
Luar permukaan tubuh       : 20 gram/36 cm
Temperature suhu               : 36,5-38 ͦ C
Jumlah diploid                    : 40
Harapan hidup                    : 1,5-3,0
Komsumsi makanan           :15 g/100 g/hari
Komsumsi                           : 15 ml/100 g/hari
Mulai dikawinkan               : Jantan 50 hari, Betina 50-60 hari
Siklus birahi                        : 4-5 hari
Lama kebuntingan              : 19-21 hari
Estrum postpartum             : Fertile
Jumlah anak perlahir           : 10-12
Umur sapih                         : 21-28 hari
Waktu pemeliharaan           : 7-9 bulan/6-10 liter
Produksi anak                     : 8/bulan
Jumlah pernapasan              :  94-163/menit
Komposisi air susu              : lemak 12,1%
Protein 9,0%
Laktosa 3,2%
Detak jantung                     : 335,780/menit
Volume darah                     : 113-147/81-106 mmHg
Tekanan darah                    : 76-80 mg/kg
Butir darah merah               : 7,0-12,5 x 106 mm3
Hematokri                           : 39-49 %
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan adalah batang pengaduk, blender, botol 100 ml, erlenmeyer, gabus, gelas kimia, jarum pentul, kandang hewan uji, kertas perkamen, labu ukur, lumpang,penangas air, pipet tetes, pisau bedah, sendok tanduk, spoit oral, stamper, stopwatch, timbangan analitik, timbangan digital
2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah aquadest, mencit (mus musculus), suspensi  mycroginon, suspensi Na.CMC 1% b/v
B. Cara Kerja
1. Pembuatan suspensi Na.CMC 1%
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Ditimbang Na.CMC sebanyak 6 gram disuspensikan dalam 600 mll air panas lalu diaduk sampai homogeny
c. Suspensi diberi etiket dan siap digunakan
2. Suspensi Mycroginon
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Ditimbang serbuk tablet Mycroginon sebanyak 96,6 mg.
c. Diukur sebanyak 250 ml suspensi Na.CMC 1% b/v dengan menggunakan labu ukur.
d. Dimasukkan sedikit demi sedikit obat yang telah ditimbang dan dikocok hingga homogen.
e. Dimasukkan dalam wadah dan diberi etiket.
4. Penyiapan hewan uji
Hewan uji yang digunakan adalah mencit (Mus musculus) sebanyak 3 ekor (berpasangan) yaitu 1 jantan dan 2 betina. Mencit yang diambil adalah mencit yang berbadan sehat dengan berat badan ideal. Sebelum digunakan, mencit tersebut dipisahkan selama 1-2 minggu.
5. Perlakuan hewan uji
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Disiapkan hewan uji mencit (Mus musculus) yang betina dan jantannya dipisah selama 1 minggu.
c. Ditimbang mencit.
d. Mencit betina diberi mycrogynon selama 1 minggu dan mencit jantan diberi infusa toge.
e. Digabungkan dengan mencit jantan dan setiap hari ditimbang berat badan dan diberi obat yang telah ditentukan selama 7 hari.
f. Pada hari ke-8 dipisahkan mencit jantan dan mencit betina kemudian dibedah pada hari ke-15.
g. Diamati ada tidaknya fetus pada mencit tersebut dan dihitung jumlah fetusnya.
h. Dikumpulkan data dan dibahas.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tabel Pengamatan
Tabel 1. Hasil pengamatan berdasarkan peningkatan BB mencit betina.
Hari
Mencit I (+)
Mencit II (-)
Hari 1
28 gram
31 gram
Hari 2
28 gram
31 gram
Hari 3
28 gram
31 gram
Hari 4
31 gram
31 gram
Hari 5
31 gram
31 gram
Hari 6
31 gram
31 gram
Hari 7
33 gram
31 gram
Hari 8
33 gram
31 gram
Tabel 2 Hasil bedah mencit
Mencit
Hasil Pembedahan
Ket
Mencit I
Ada fetus
Positif
Mencit II
Tidak ada fetus
Negatif

B. Perhitungan
Microgynon :
C. Pembahasan
Fertilisasi adalah pembentukan gamet yaitu perpaduan spermatozoa dari system reproduksi pria dengan ovum (sel telur) dari sistem reproduksi wanita (Tjay, Tan Hoan., & Kirana Raharja. 2008).
Adapun alat yang digunakan adalah batang pengaduk, blender, botol 100 ml, erlenmeyer, gabus, gelas kimia, jarum pentul, kandang hewan uji, kertas perkamen, labu ukur, lumpang,penangas air, pipet tetes, pisau bedah, sendok tanduk, spoit oral, stamper, stopwatch, timbangan analitik, timbangan digital. Bahan yang digunakan adalah aquadest, mencit (mus musculus), suspensi  mycroginon, suspensi Na.CMC 1% b/v
Adapun cara kerjanya, yakni pertama mencit jantan dan betina dipisahkan selama seminggu. Setelah itu, diberikan perlakuan. Mencit betina diberikan microgynon dan mencit jantan infusa toge secara peroral selama seminggu. Setelah itu dipisahkan lagi selama seminggu. Pada hari ke delapan setelah dipisah dibedah mencit betina. Dilihat apakah ada fetus atau tidak.
Pada hasil pembedahan mencit I yang merupakan kontrol positif menunjukkan adanya fetus. Sedangkan pada mencit II menunjukkan tidak adanya fetus.
  


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah pada mencit yang sebagai kontrol positif didapatkan fetus setelah pengamatan kurang lebih sebulan dan pada mencit sebagai kontrol negatif dengan pemberian microgynon tidak ada fetus.
B. Saran
      1. Untuk Asisten
            Kritik dan saran dari asisten sangat membantu dalam pengoptimalan praktikum     
      2. Untuk Prcobaan
            Kurangnya hewan coba menjadi kendala dari optimalnya praktikum karena kurangnya mencit betina.

DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Jakarta: Depkes RI
Ganiswarna, 1995. Farmakologi dan Terapi, Edisi IV. Jakarta:UI-Press
Guyton AC, Hall EJ., 1996. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:EGC
Tjay, Tan Hoan., & Kirana Raharja. 2008. Obat-Obat Penting Edisi VI. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo
Malole, 1989. Penanganan Hewan Coba. Jakarta:Depkes RI
Mansjoer, A., 2001. Kapita Selecta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Mutschler, E,. 1991. Dinamika Obat Edisi III. Bandung: ITB
Mycek, J. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Jakarta: Widya Medika
Sudoyo AW, 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI


LAMPIRAN
A. SKEMA KERJA







B. GAMBAR
1. Mencit (+)

2. Mencit (-) 

0 komentar:

Posting Komentar