BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan penambahan penduduk dunia kira-kira 90 juta pertahun,
diperkirakan bahwa pada tahun 2010 populasi dunia akan mencapai angka 7.115
juta manusia dan Indonesia akan mengambil bagian sebanyak 2.388 juta
(population reports, May 1992). Teori Malthus (1766-1834 Essay On population)
mengatakan bahwa “ Reproduksi manusia cenderung merupakan deret unsure,
sedangkan pasokan bahan pangan hanya tumbuh sesuai deret hitung . Keluarga berencana merupakan suatu
cara efektif untuk antara lain mencegah motilitas ibu dan anak dengan
menghindari kelahiran yang tidak dinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang
diinginkan mengatur jarak kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Program Keluarga berencana Nasional (KB) di Indonesia, yang telah dirintis
sejak tahun 1968 (LKKBN). Bertujuan untuk meningkatan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil
yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan
penduduk.
Penyelenggaraannya ditempuh oleh Pemerintah (BKKBN) maupun unsure-unsur
non pemerintah, seperti organisasi profesi dan istitusi penunjang program
KB.Metode antikonsepsi yang ideal untuk digunakan secara missal sampai saat ini
belum ada hendaknya harus memenuhi syarat sebagai berikut. Pertama-tama harus
efektif, dapat dipercaya, tanpa resiko gagal dan tanpa efek samping buruk,
tidak mempengaruhi senggama mudah menggunakan dan mendapatkannya, serta harga
relative murah . (Tjay dan Raharja, 2007).
B. Maksud dan Tujuan Percobaan
1. Maksud Percobaan
Untuk mengetahui efek dan toksikologi dari obat-obat
antifertilitas yang digunakan secara oral berdasarkan jumlah fetus dan
peningkatan berat badan hewan coba mencit (Mus musculus).
2.Tujuan
Percobaan
Untuk melihat, mengamati serta menetukan jumlah fetus dan
peningkatan berat badan hewan uji mencit (Mus musculus) setelah pemberian
sediaan obat mikroginon, dan Na. CMC 1%
sebagai control.
C. Prinsip Percobaan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, penetuan senyawa obat
mikroginon, sebagai obat infertilitas serta Na. CMC 1% sebagai control negative berdasarkan jumlah
fetus dan peningkatan berat badan pada
hewan uji mencit (Mus musculus) setelah digabung selama 7 hari dengan mencit
dan dilakukan pembedahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Fertilisasi adalah pembentukan gamet yaitu perpaduan spermatozoa
dari system reproduksi pria dengan ovum (sel telur) dari sistem reproduksi
wanita (Tjay, Tan Hoan., & Kirana Raharja. 2008).
Pembentukan gamet diatur oleh hormone follicle stimulating hormone
(FSH) dari kelenjar hipofisis arterior, dimana hormone ini menstimulasi
pembentukan sperma dan testosterone disekresi oleh testis bila dirangsang oleh
leternizing hormone (LH) dari kelenjar yang sama menstimulasi terjadinya
pematangan sperma. Dibawah pengaruh dan hipofisis, ovarium mulai membentuk
hormone estrogen dan progesterone yang berperan dalam organ reproduksi primer
atau sekunder wanita dan efek dan efek kontrasepsi, progesterone bertugas
mencegah pembuahan berikutnya selama masa hamil (Mutschler, E,. 1991).
Kontrasepsi adalah tindakan untuk mencegah konsepsi atau mencegah
kehamilan. Dikenal sebagai cara yang dapat mencegah konsepsi, antara lain
penggunaan kondom pada pria atau alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR,IUD= Intra
Uterine Devises), tindakan operasi sterilisasi (Tubektomi wanita dan vasektomi
untuk pria), atau penggunaan kontrasepsi hormonal (Guyton AC, Hall EJ., 1996).
Tujuan kontrasepsi antara lain yaitu untuk menunda kehamilan,
menjarangkan kelahiran, dan mengakhiri kesuburan (Tidak ingin hamil lagi.
Secara garis besarnya dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yakni:
a. Kontrasepsi
Permanen
Kontrasepsi permanen disebut juga dengan kontrasepsi yang menetap
atau tidak dapat irreversible (tidak
dapat kembali kebentuk semula). Pada wanita dikenal dengan tubektomi, yakni pemotongan
saluran tuba fallopi (oviduk), kadang-kadang juga dapat dilakukan dengan
mengikat oviduk sehingga ovum tidak dapat lewat dan menghalangi pertemuannya
dengan sperma yang ada pada akhirnya tidak terjadinya proses fertilisasi. Pada
pria, kontrasepsi dapat dilakukan dengan pemotongan saluran sperma pada vas
deferens, sehingga apabila terjadi pengeluaran sperma akan tidak dapat keluar
sperma, karena terhambat pada vas deferens. (Malole, 1989),
b. Kontrasepsi bersifat tidak permanen
Kontrasepsi non permanen yang disebut dengan kontrsepsi tidak
tetap (irreversible). Ada beberapa metode yang termasuk dalam cara ini antara
lain:
1. Kontrasepsi hormonal
yang bertujuan menghalangi terjadinya ovulasi
a. Suntikan
Dilakukan dengan menyuntik wanita subur dengan hormone 3 bulan
sekali, yang dapat mencegah terjadinya ovulasi.
b. Susuk atau Implant
Diletakkan dibawah kulit lengan, yang pada waktunya akan mencegah
terjadinya ovulasi
c. Pil KB
Pil ini mengandung hormone estrogen dan progesterone yang diminum menurut
kalender yang telah ditetapkan kapan harus meminumnya.
Estrogen berfungsi sebagai:
1. Pertumbuhan dan
perkembangan organ wanita
2. Perkembangan
tanda-tanda seksual sekunder pubertas
3. Mempengaruhi siklus
haid
4. Membuat kelenjar vagina
dan serviks menjadi lebih cair dan serviks menjadi lebih cair dan berjumlah
banyak.
Derivatnya :
Estradiol, Estrone, Estrol, Mestranol
Sintetiknya : Ethynil
Estradiol, Dietilstil bestrol
Progestin berfungsi sebagai:
1. Untuk mempersiapkan
saluran genital wanita terhadap penerimaan dan pematangan ovum yang telah
dibuahi
2. Mempertahankan
kehamilan
Derivat
sintetiknya :Hidroksiprogeston, medroksi progesterone, noretindionNatural:
Norgestrel (Mansjoer, A., 2001)
Ada beberapa bentuk pil antihamil yang masing berbeda baik isi,
dosis maupun penggunaanya:
1. PiL kombinasi
Terdiri dari estrogen dan progesterone, ada beberapa bentuk antara
lain:
a. Pil moonofasis
(mycroginon,gynera,Yasmin) Berisi dua hormone dalam dosis tetap
b. Pil bifasis (binordiol) Teridiri dari dua
jenis tablet dengan susunan hormonal yang berlainan.
c. Pil trifasis
(trinordiol dan triquilar) Terdiri dari tiga jenis otablet dengan perbandingan
antara komponennya berbeda tergantung dari fase siklus.
2. Pil mini
Hanya berisi progestagennya linestrenol 500 mg atau sogestreln 7
mg.
3. Pil acne (diare)
Pil kombinasi yang mengandung progestagin siproteron dengan efek
anti androgen
4. Pil melatonin
Mengandung hormone alamiah dari epiphysis, yang berdaya anti
gonadotiap dan merintangi ovulasi. (Tjay dan Raharja, 2008).
2. Kontrasepsi tanpa
alat
a. Memperpanjang masa
menyusui.
b. Pantang berkala atau
system kalender, dikeluarkan dengan menahan atau tidak mengeluarkan hubungan
coitus pada masa subur.
c. Senggama terputus.
Pada waktu sperma akan keluar tidak dibiarkan masuk ke uterus dibuang keluar
uterus (luar tubuh)
3. Kontrasepsi secara
mekanik
Kondom atau karet KB, dipasang pada penis pria sebelum melakukan
hubungan badan. Kondom menahan sperma dibagian ujungnya yang mengandung
spermasid.
4. Dengan bahan spermasid
Jelly, tablet busa dan spons, bahan ini mengandung antispermasida
yang dimasukkan ke vagina.
5. Kontrasepsi IUD (Intra
Uterin Device)
Dikenal sebagai spiral yang dipasang dalam uterus wanita. (Ganiswarna,
1995.).
Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil dalam satu tahun
setelah secara teratur menjalani hubungan intim yanpa kontrasepsi. Adapun
factor-faktor yang menyebabkan infertilitas.
a. Pada wanita
1. Gangguan organ
reproduksi
2. Gangguan ovulasi
3. Kegagalan implantasi
4. Endometriosis
5. Abrasi genetic
6. Faktor imunologis
7. Lingkungan
b. Pada pria
1. Abnormalitas sperma
2. Abnormalitas
ejakulasi
3. Abnormalitas ereksi
4. Abnormalitas cairan
semen
5. Infeksi pada saluran
genital
6. Lingkungan
7. Abrasi genetic
(Mutschler, E,. 1991).
C. Uraian Bahan
1. Etinil ekstradiol
(Dirjen POM. 1979 : 67)
Nama Resmi :
AETHINYLOESESTRADIOLUM
Rumus Kimia :
C20H24O2
Berat Molekul :
296,41
Pemerian :
Serbuk hablur, putih sampai putih gading, tidak
berbau.
Kelarutan :
Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol (95%) P, dalam kloroform P,
dalam Eter P, dalam minyak nabati dan dalam alkali hidroksida.
Penyimpanan :
Dalam wadah bukan logam, tertutup rapat
Kegunaan :
Estrogenum.
2. Levonorgestrel (Dirjen POM. 1979 : 494)
Nama Resmi :
LEVONORGESTRELUM
Nama Lain :
Levonorgestrel
Rumus Kimia :
C21H20O2
Berat Molekul :
312,45
Pemerian :
Serbuk putih atau praktis putih, tidak berbau.
Kelarutan :
Praktis tidak larut dalam air, larut dalam kloroform, sukar larut dalam etanol.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya.
3. Na. CMC (Dirjen
POM. 1979 : 401)
Nama resmi : NATII
CARBOXYMETHYLCELLULOSUM
Nama lain :
Natrium karboksimetilselulosa
Pemerian : Serbuk atau butiran putih kuning gading
tidak berbau atau hampir tidak berbau higroskopik
Kelarutan :
Mudah mendispersi dalam air, membentuk suspensi koloidal, tidak larut dalam
etanol (95 %) P, dalam eter P dan dalam pelarut organik.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan :
Zat tambahan.
D. Uraian Obat
1. Andalan (Harsen, 2007)
Komposisi : Pil KB Andalan berbentuk kemasan untuk dikonsumsi selama
28 hari. Terdiri dari 21 tablet pil berwarna kuning yang setiap tabletnya
mengandung 0.15 mg Levonorgestrel (hormon Progestin) dan 0.03 mg
Etinilestradiol (hormon Estrogen) dan 7 tablet salut gula berwarna putih yang
tidak mengandung hormon.
Indikasi :
Biasanya, bila Andalan diminum sesuai petunjuk,
sel-sel telur dicegah pematangannya sehingga tidak sampai pada keadaan
di mana mereka dapat dibuahi. Tambahan lagi, lendir leher rahim tetap kental
sehingga seperma pria sukar untuk naik. Lebih dari itu, lapisan endometrium
tidak dipersiapkan untuk nidasi dari sel telur yang sudah dibuahi. Karena itu
Andalan memberikan perlindungan berganda terhadap kemungkinan terjadinya
kehamilan.
Kontra indikasi : Kehamilan, gangguan fungsi hati yang hebat, penyakit kuning atau
rasa gatal-gatal yang terus menerus selama kehamilan sebelumnya, sindroma Dubin
– Johnson, sindroma Rotor, pernah atau sedang mengalami proses troboembolik di
arteri-arteri atau vena-vena dan keadaan dimana ada kecendrungan ke arah
penyakit-penyakit tersebut (misalnya gangguan sistem pembekuan darah dengan
kecendrungan menuju trobosis penyakit-penyakit jantng tertentu), anemia sickle
cell, adanya kanker payudara atau endometrium yang masih diderita atau sedang
diobati, diabetes berat disertai perubahan vaskular, gangguan metabolisme
lemak, riwayat adanya herpes pada waktu hamil, otosklerosis yang memburuk
selama kehamilan.
Kemasan :
1 box = 2 blister @ 28 tablet salut gula
Dipasarkan oleh : DKT Indonesia
2. Mycroginon (Bayer Schering Pharma, 2008)
Komposisi : 21 tablet masing-masing mengandung 0,15 mg levonorgestrel dan 0,03 mg etinilestradiol
serta 7 tablet placebo
Cara kerja obat : Efek kontrasepsi KOK (kontrasepsi oral kombinasi) didasarkan
atas interaksi beberapa faktor yang terpenting diantaranya terlihat sebagai
inhibisi ovulasi dan perubahan-perubahan sekresi leher rahim. Di samping
sebagai perlindungan terhadap kehamilan, KOK mempunyai beberapa sifat positif,
di samping efek-efek negatif (lihat peringatan, efek samping), yang berguna dalam
menentukan metoda control kelahiran. Siklus menjadi lebih teratur dan
menstruasi tidak terlalu nyeri dan perdarahan menjadi sedikit. Hal terakhir ini
menyebabkan penurunan terjadinyan kekurangan zat besi. Di samping itu, terdapat
bukti penurunan resiko kanker rahim dan kanker indung telur. Terlebih lagi, KOK
dengan dosis yang lebih tinggi (0,05 mg etinilestradiol), menunjukka penurunan
terjadinya kista ovarium, penyakit radang panggul, tumor jinak pada payudara,
dan kehamilan ektopik
.Indikasi : Kontrasepsi oral
Efek samping : Pada wanita yang sensitif, penggunaan mycroginon
kadang-kadang dapat menimbulkan kloasma yang semakin parah apabila terkena
sinar matahari. Wanita ini harus menghindari paparan sinar matahari yang
terlalu lama.
Kontra indikasi : Kontrasepsi oral
kombinasi (KOK) tidak boleh digunakan jika terdapat salah satu dari keadaan
yang tercantum di bawah ini. Jika salah satu dari keadaan tersebut terjadi
untuk pertama kali sewaktu pemakaian KOK, pemakaiannya harus dihentikan.
Peringatan : Jika terdapat salah satu dari faktor resiko/keadaan yang
tersebut di bawah ini, manfaat pemakaian KOK haruslah di ukur terhadap
kemungkinan resiko bagi setiap individu wanita dan dibicarakan dengan wanita
tersebut sebelum dia memutuskan untuk mulai menggunakannya. Dalam hal
bertambahya, memburuknya atau kemunculan pertama salah satu dari kondisi atau
faktor resiko, wanita pemakai harus menghubungi dokternya. Dokter selanjutnya
harus memutuskan apakah pemakaiannya harus dihentikan.
E. Uraian Hewan Coba
1. Klasifikasi Mencit
(Mus musculus)
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Chordata
Class
: Mamalia
Ordo
: Rodentia
Family
: Muridae
Genus :
Mus
Spesies :
Mus musculus
2. Morfologi mencit
Mencit (Mus musculus) adalah hewan pengerat (Rodentia) yang cepat
berbiak, mudah dipelihara dalam jumlah yang banyak, variasi genetiknya cukunyap
besar serta sifat anatomis dan fisiologinya terkarakteristik dengan baik. Mencit
bila diperlakukan dengan halus akan mudah dikendalikan sebaliknya bila
diperlakukan kasar mereka akan agresif, dan menggigit. Bila pejantan baru
dicampur kedalam kelompok yang sudah stabil susunan hiersarchinya mereka akan berkelahi
untuk menentukan pimpinan kelompok tersebut mencit betina yang sedang menyusui
anak-anak mempertahankan serangnya bila anak dipegang dengan tangan kotor
induknya akan menggigit atau memakan anak.(Malole, 1989).
3. Karakteristik
Berat badan :
Jantan 20-40 gram, Betina 25-40 gram
Berat lahir :
0,5-1,5 gram
Luar permukaan tubuh :
20 gram/36 cm
Temperature suhu : 36,5-38 ͦ C
Jumlah diploid :
40
Harapan hidup :
1,5-3,0
Komsumsi makanan :15
g/100 g/hari
Komsumsi :
15 ml/100 g/hari
Mulai dikawinkan : Jantan 50 hari, Betina 50-60 hari
Siklus birahi :
4-5 hari
Lama kebuntingan : 19-21 hari
Estrum postpartum : Fertile
Jumlah anak perlahir : 10-12
Umur sapih
: 21-28 hari
Waktu pemeliharaan : 7-9 bulan/6-10 liter
Produksi anak
: 8/bulan
Jumlah pernapasan : 94-163/menit
Komposisi air susu : lemak 12,1%
Protein 9,0%
Laktosa 3,2%
Detak jantung :
335,780/menit
Volume darah :
113-147/81-106 mmHg
Tekanan darah :
76-80 mg/kg
Butir darah merah : 7,0-12,5 x 106 mm3
Hematokri :
39-49 %
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan adalah batang pengaduk, blender, botol 100 ml,
erlenmeyer, gabus, gelas kimia, jarum pentul, kandang hewan uji, kertas
perkamen, labu ukur, lumpang,penangas air, pipet tetes, pisau bedah, sendok
tanduk, spoit oral, stamper, stopwatch, timbangan analitik, timbangan digital
2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah aquadest, mencit (mus musculus), suspensi
mycroginon, suspensi Na.CMC 1% b/v
B. Cara Kerja
1. Pembuatan suspensi Na.CMC 1%
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Ditimbang Na.CMC
sebanyak 6 gram disuspensikan dalam 600 mll air panas lalu diaduk sampai homogeny
c. Suspensi diberi etiket dan siap
digunakan
2. Suspensi Mycroginon
a.
Disiapkan alat dan bahan
b.
Ditimbang serbuk tablet Mycroginon sebanyak 96,6 mg.
c.
Diukur sebanyak 250 ml suspensi Na.CMC 1% b/v dengan menggunakan labu ukur.
d. Dimasukkan sedikit demi sedikit obat
yang telah ditimbang dan dikocok hingga homogen.
e. Dimasukkan dalam wadah dan diberi
etiket.
4. Penyiapan hewan uji
Hewan uji yang digunakan adalah mencit (Mus musculus) sebanyak 3 ekor (berpasangan) yaitu 1 jantan dan 2
betina. Mencit yang diambil adalah mencit yang berbadan sehat dengan berat
badan ideal. Sebelum digunakan, mencit tersebut dipisahkan selama 1-2 minggu.
5. Perlakuan hewan uji
a.
Disiapkan alat dan bahan.
b.
Disiapkan hewan uji mencit (Mus musculus) yang betina dan jantannya dipisah
selama 1 minggu.
c.
Ditimbang mencit.
d.
Mencit betina diberi mycrogynon selama 1 minggu dan mencit jantan diberi infusa
toge.
e.
Digabungkan dengan mencit jantan dan setiap hari ditimbang berat badan dan
diberi obat yang telah ditentukan selama 7 hari.
f.
Pada hari ke-8 dipisahkan mencit jantan dan mencit betina kemudian dibedah pada
hari ke-15.
g.
Diamati ada tidaknya fetus pada mencit tersebut dan dihitung jumlah fetusnya.
h.
Dikumpulkan data dan dibahas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tabel Pengamatan
Tabel
1. Hasil pengamatan berdasarkan peningkatan BB mencit betina.
Hari
|
Mencit I (+)
|
Mencit II (-)
|
Hari 1
|
28 gram
|
31 gram
|
Hari 2
|
28 gram
|
31 gram
|
Hari 3
|
28 gram
|
31 gram
|
Hari 4
|
31 gram
|
31 gram
|
Hari 5
|
31 gram
|
31 gram
|
Hari 6
|
31 gram
|
31 gram
|
Hari 7
|
33 gram
|
31 gram
|
Hari 8
|
33 gram
|
31 gram
|
Tabel
2 Hasil bedah mencit
Mencit
|
Hasil
Pembedahan
|
Ket
|
Mencit I
|
Ada fetus
|
Positif
|
Mencit II
|
Tidak ada
fetus
|
Negatif
|
B. Perhitungan
Microgynon :
C. Pembahasan
Fertilisasi adalah pembentukan gamet yaitu perpaduan spermatozoa
dari system reproduksi pria dengan ovum (sel telur) dari sistem reproduksi
wanita (Tjay, Tan Hoan., & Kirana Raharja. 2008).
Adapun alat yang digunakan adalah batang pengaduk, blender, botol
100 ml, erlenmeyer, gabus, gelas kimia, jarum pentul, kandang hewan uji, kertas
perkamen, labu ukur, lumpang,penangas air, pipet tetes, pisau bedah, sendok
tanduk, spoit oral, stamper, stopwatch, timbangan analitik, timbangan digital. Bahan
yang digunakan adalah aquadest, mencit (mus
musculus), suspensi mycroginon,
suspensi Na.CMC 1% b/v
Adapun cara kerjanya, yakni pertama mencit jantan dan betina
dipisahkan selama seminggu. Setelah itu, diberikan perlakuan. Mencit betina
diberikan microgynon dan mencit jantan infusa toge secara peroral selama
seminggu. Setelah itu dipisahkan lagi selama seminggu. Pada hari ke delapan
setelah dipisah dibedah mencit betina. Dilihat apakah ada fetus atau tidak.
Pada hasil pembedahan mencit I yang merupakan kontrol positif
menunjukkan adanya fetus. Sedangkan pada mencit II menunjukkan tidak adanya
fetus.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini
adalah pada mencit yang sebagai kontrol positif didapatkan fetus setelah
pengamatan kurang lebih sebulan dan pada mencit sebagai kontrol negatif dengan
pemberian microgynon tidak ada fetus.
B. Saran
1. Untuk Asisten
Kritik dan saran dari asisten sangat
membantu dalam pengoptimalan praktikum
2. Untuk Prcobaan
Kurangnya hewan coba menjadi kendala
dari optimalnya praktikum karena kurangnya mencit betina.
DAFTAR
PUSTAKA
Dirjen POM.
1979. Farmakope Indonesia, Edisi III.
Jakarta: Depkes RI
Ganiswarna,
1995. Farmakologi dan Terapi, Edisi
IV. Jakarta:UI-Press
Guyton AC, Hall EJ., 1996. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:EGC
Tjay, Tan Hoan., & Kirana Raharja. 2008. Obat-Obat
Penting Edisi VI. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo
Malole,
1989. Penanganan Hewan Coba.
Jakarta:Depkes RI
Mansjoer,
A., 2001. Kapita Selecta Kedokteran.
Jakarta: Media Aesculapius
Mutschler,
E,. 1991. Dinamika Obat Edisi III.
Bandung: ITB
Mycek, J.
2001. Farmakologi Ulasan Bergambar.
Jakarta: Widya Medika
Sudoyo AW, 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI
LAMPIRAN
A. SKEMA KERJA
B. GAMBAR
1. Mencit (+)
0 komentar:
Posting Komentar